Minggu, 01 Januari 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL)


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kekuatan rahmat ltaufik dan hidayahnya, sehingga penyusunan makalah yang sederhana ini dapat diselesaikan. Semoga shalawat dan salam tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah, penulis sangat sadar, tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil, makalah ini tentunya tidak akan selesai. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan tulus penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
  1. Bapak Dr. KH. A. Sahal Mahfudh, selaku Rektor INISNU Jepara.
  2. Bapak Nur Khoiri, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing mata kuliyah Metodologi Pembelajaran PAI.
  3. Kepada teman-teman yang telah membantu.
Atas segala jasanya penulis berdoa semoga Allah SWT berkenan menerima dan sekaligus membalas amal baik semuanya. Amin. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya penulis mengharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya demi kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Amin ya rabbal ‘alamin.







Jepara, 9 Mei 2011
                                      Penulis



                                      Zainal Arifin




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi, menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya yang berkualitas (Sudjatmiko, 2003). Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu memberikan ketrampilan dan keahlian dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill diharapkan nantinya peserta didik dapat bertahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan berkembang.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dapat ditengarai bahwa aspek proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu penyebab perlunya ditingkatkan mutu pendidikan. Kualitas proses dan hasil belajar mengajar yang rendah menunjukkan bahwa interaksi antara siswa dengan sumber belajar seperti dengan guru dan linkungan, tidak berjalan efektif sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal (Purwanti, 2004). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diupayakan agar lingkungan belajar dapat mendukung berlangsungnya pembelajaran efektif dan berpusat pada siswa terutama dalam bidang  pembelajaran PAI disekolahan-sekolahan  setingkat SD sampai SMP,dengan mengunakan metode-metode ataupun strategi-strategi yang cocok,sehingga memotifasi peserta didik untuk berprestasi.
B.     Landasan Teori
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa “Proses pembelajaran pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran yang mandiri bagi pembelajaran siswa yaitu contekstual teaching and learning.
C.    Penegasan Istilah
Dalam dunia militer, strategi ialah cara memenangkan perang (war), dengan mempertahankan keadaan dan kekuatan lawan dan membandingkannya dengan keadaan dan kekuatan sendiri. Dalam proses belajar-mengajar, strategi itu harus “memenangkan” perjuanagn guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu tiga hal harus diperhatikan guru, yaitu: karakteristik siswa,  kompetensi yang hendak dicapai, dan  bahan ajar.
Menurut Raka Joni (1984), strategi, atau sering disebut model-model mengajar (teaching models),  berarti “pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar”. Sifat “umum” dari pola itu mengacu kepada jenis dan urutan perilaku tersebut tampak dipergunakan dan atau diperagakan guru-murid dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Jadi konsep strategi ini mengacu kepada karaktersitik abstrak rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah penalaran (rasionel) yang membedakan strategi yang satu dengan strategi yang lain secara mendasar. Patut diingat juga bahwa istilah strategi ini sering dikacaukan dengan pendekatan.Berikut ini dikemukakan berbagai strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Raka Joni (1984).
D.    Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas :
a.       Apa yang disebut dengan strategi pembelajaran CTL?
b.      Mengkajian materi Fiqih kelas V smt I dan II ?
c.       Penerapan strategi pembelajaran CTL yang tepat pada materi Fiqih kelas V smt I dan II?
E.     Tujuan Pembuatan
a.       Untuk mengetahui strategi pembelajaran CTL
b.      Dapat mengkaji materi Fiqih smt I dan II
c.       Dapat menerapkan strategi pembelajaran CTL pada materi materi Fiqih smt I dan II
BAB II
KAJIAN TEORI

A.    STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL)
      Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning
  1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)
Contextual berasal dari bahasa inggris yang berarti “berhubungan dengan konteks”. Konteks berarti “situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian”. Teaching berasal dari bahasa inggris teach yang berarti “mengajar”, kemudian mendapat tambahan ing menjadi teaching yang artinya mengajar.
Adapun yang dimaksud  dengan pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolahdan luar sekolah agar dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang disimulasikan.[1]
Learning berasal dari bahasa inggris learn yang berarti “belajar”, kemudian mendapat imbuhan ing menjadi learning yang berarti “pembelajaran”.
Muslam berpendapat bahwa pembelajaran adalah usah aterencana dan secara sadar melalaui proses aksi, interaksi dan transaksi dengan menggunakan pengetahuan pofesional yang dimiliki guru sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku.
Adapun yang dimaksud pengajaran dan pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan anggota kerja.[2]
  1. Dasar Filosofis CTL
         Teori Progresivisme John Dewey :
a.       Siswa akan belajar dengan baik jika yang ia pelajari berhubungan dengan apa yang ia ketahui
b.      Siswa akan belajar dg baik jika ia terlibat dengan aktif dalam kegiatan di kelas/luar kelas
         Teori Kontruktivisme :
a.       siswa memperoleh ilmu pengetahuan dari konteks yg terbatas secara bertahap (sedikit demi sedikit). Siswa sendiri yg mengkontruksi pengetahuannya.,
  1. Tujuan CTL
            Penerapan CTL bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa meelalui peningkatan pemahaman makna materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individu, anggoa keluarga, masyarakat dan anggta bangsa. Disini guru bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber beljar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi yang berupa hafalan, tetapi mengatur lungkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.[3]
  1. Karakteristik Pembelajaran CTL
Karakteritik ini meliputi
1.      Kerjasama
2.      Saling menunjang
3.      Menyenagkan
4.      Belajar engan bergairah
5.      Pembelajaran dengan terintraksi
6.      Mengunakan berbagai sumber
7.      Siswa aktif
8.      Sharing dengan teman
9.      Siswa kritis dan guru kreatif
10.  dll[4]
  1. Komponen-Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual
a.       konnstruktifitasme                      e. pemodelan
b.      Inquiry/Discovery Approach      f. refleksi
c.       Bertanya                                     g. penilaian autentik
d.      Mayarakat belajar
  1. Aplikasi CTL dalam KBM
         Pergunakan metode problem solving
         Guru sebagai pendamping dan fasilitator
         Lingkungan/sumber belajar terfokus pada multi aspek
         Guru melakukan kolaborasi
         Pilih dan gunakan berbagai strategi pembelajaran aktif (Active Laerning)
B.     Model Pembelajaran Paikem
1.      Apa itu PAIKEM
Pembelajaran Aktif,  Inovatif, Kreatif , Efektif-Efisien, Menarik/Menyengkan yaitu sebuah model pebelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman berbagai sumber dan alat pembantu belajar termasuk lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,menyenagkan dan efektif.
1.      Aktif maksudnya, pembelajaran itu sebuah proses aktif membangun makna/pemahaman dari informasi maupun pengalaman oleh si pembelajar.
2.      Inovatif dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.
3.      Kreatif maksudnya anak selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan penuh imajinasi; maka perlu dikembangkan secara kreatif.
4.      Efektif maksudnya, setiap pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai demi keberlanjutan proses.
5.      Menyenangkan maksudnya, segala sesuatu yang dilaksanakan dengan senang/menyenangkan hasilnya pasti optimal
2.      Penerapan Model Pembelajaran Aktif, kreatif, efektif, oleh Guru dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMP
Dalam pembelajaran aktif guru harus memperhatikan :
1.      Guru sebagai pengarah dalam pembelajaran
2.      Guru sebagai pembimbing dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran kriatif guru harus :
1.      Guru mengembangkjan kecakapan berpikir
2.      Guru melakukan suatu tindakan
Dalam pembelajaran efektif guru harus
1.      Guru mampu mengelolah tempat belajar
2.      Guru mampu mengelolah peserta didik
3.      Guru mampu mengelolah kegiatan pembelajaran
4.      Guru mampu mengelolah isi/ materi pembelajaran
5.      Guru dapat memilih materi yang tepat.



BAB III
TUJUAN, STANDAR KOMPETESI DAN KOMPETENSI DASAR
 Tujuan Pembelajaran  Pendidikan Agama Islam
Adapun tujuan pembelajaran  pendidikan agama Islam ini adalah meningkatkan ketakwaan siswa kepada Allah SWT. Serta memahami dan mengamalkan ajaran agama islam sehingga menjadi seorang muslim yang beriman dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.

1. Fiqih kelas V SMT 1
Standar Kompetensi:
mampu memahami dan melakukan shadaqoh dan infaq. Memahami ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram.

Kompetensi Dasar:
1. menjelaskan dan melaksanakan shodaqoh dan infaq.
Materi Pokok:
·         Shodaqoh dan Infaq.
Indikator:
·         Menjelaskan arti shodaqoh.
·         Menjelaskan arti infaq.
·         Membedakan antara infaq dan shodaqoh.

2.menjelaskan ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal.
Materi Pokok:
·         Makanan dan minuman yang halal.
Indikator:
·         Menunjukkan contoh makanan yang halal.
·         Menunjukkan contoh minuman yang halal.
·         Membiasakan makan dan minum yang halal.

3.menjelaskan ketentuan tentang makanan dan minuman yang  haram.
Materi Pokok:
·         Makanan dan minuman yang haram.
Indikator:
·         Menunjukkan contoh makanan yang haram.
·         Menunjukkan contoh minuman yanh haram.
·         Menjauhi makanan dan minuman yang haram.

2. Fiqih kelas V SMT 2
Standar Kompetensi:
Mampu memahami ketentuan binatang yang halal dan haram. Dan memahami serta melakukan hitan.

Kompetensi Dasar:
1. menjelaskan binatang yang halal dagingnya.
Materi Pokok:
·         Binatang halal.
Indikator:
·         Menunjukkan contoh binatang yang halal.
·         Membiasakan makan daging binatang yang halal.

2. menjelaskan binatang yang haram dagingnya.
Materi Pokok:
·         Binatang haram.
Indikator:
·         Menunjukkan contoh binatang yang haram dagingnya.
·         Menjauhi makan daging binatang yang haram.

3. menjelaskan ketentuan tentang wajib khitan.
Materi Pokok:
·         Khitan.
Indikator:
·         Menjelaskan arti khitan.
·         Menunjukkan hukum khitan.
·         Manfaat dari khitan.
·         Mau melaksanakan khitan.
SUMBER : Buku Paket  Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak, Multahim Dkk, Yudhistira : Jakarta , 2007
A.    ANALISIS
            Setelah kami analisis , maka dalam materi PAI Madrasah kelas V dalam buku paket pendidikan agama islam karangan multahim diatas dalam penyajiannya mengunakan beberapa metode dan strategi, diantaranya :
1.Materi shodaqoh dan infaq.
            Materi ini mengunakan metode ceramah dan CTL. strategi CTL supaya siswa dapat langsung menghubungkan dalam keadaan yang nyata dalam pembelajaran pengenalan dan pembedaan infaq dan shodaqoh. Strategi CTL karena  guru diharapkan bisa menciptakan suasana dan menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata.

2.Materi mengenal makanan dan minuman yang halal dan haram
mengunakan metode cerama , strategi CTL karena  sebelum anak didik mempraktekkan  materi tersebut pendidik harus menerapkan materi makanan  supaya anak didik jelas dan dapat mempraktekkannya.

3.a.Binatang yang halal dimakan
   b.binatang yang diharomkan
   c.manfaat binatang yang halal
   d.bahaya binatang yang diharomkan
   e.mnghindari makanan yang bersumber dari binatang yang  diharomkan
Materi ini mengunakan metode ceramah dan diskusi dengan strategi CTL karena untuk meningkatkan prestasi siswa melalui peningkatan pemahaman materi dengan berdiskusi antar kelompok.

4. menjelaskan ketentuan tentang wajib khitan.
Materi ini menggunakan metode ceramah dengan strategi CTL, karena untuk meningkatkan pemahaman tentang kewajiban dan pentingnya khitan bagi anak laki-laki.

            Dari buku paket yang kami kaji materinya  sudah memenuhi standar  kompetensi dan kompetensi dasar yang berlaku, sehingga disini tidak ada kelowongan SKKD pada penerapan materi PAI  pada buku paket karangan  multahim dkk. Ini. Sedangkan untuk metode yang paling banyak diterapkan disini adalah mtode ceramah karena dalam tingkatan SMP anak itu membutuhkan pengertian dari guru yang lebih jelas dan baru didukung  oleh metode-metode yang lain seperti metode praktek, diskusi, tanya jawab dan metode-metode lainnya.

































BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
       Pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang memebantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan anggota kerja. CTL bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa meelalui peningkatan pemahaman makna materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individu, anggoa keluarga, masyarakat dan anggta bangsa.

  1. Pentup
Demikian makalah ini saya buat, tentunya masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Semoga bisa di jadikan referensi buat kita semua, dan bermanfaat bagi kita, amin…













                                                                                                                   Penyusun


Zainal Arifin



DAFTAR PUSTAKA


1.      Nur khoiri M.Ag, metodologi pembelajaran pai, (Jepara, INISNU,2011)
2.      Trianto, Model-Model Pembelajaran Inofatif Berorientasi Kontruktivisik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007),
3.      Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya dalam KBK (malang :penerbit universitas negri malng. 2003)
4.      Mulyasa,M.pd. implementasi kurikulum 2004, bandung : remaja rosdakarya,2005


[1] Trianto, Model-Model Pembelajaran Inofatif Berorientasi Kontruktivisik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), cet. 1
[2] Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya dalam KBK (malang :penerbit universitas negri malng. 2003)
[3] Mulyasa,M.pd. implementasi kurikulum 2004, bandung : remaja rosdakarya,2005, hal.137
[4] Nur khoiri, m ag, metodologi pembelajaran pai, (jepara, inisnu, 2011) hal.132